Realitanyanews, KALSEL – Wali Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Muhammad Aditya Mufti Ariffin, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan sebagai kepala daerah meskipun masa jabatannya masih belum berakhir. Keputusan ini diambil setelah dirinya ditunjuk untuk mengisi posisi penting di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Aditya menyampaikan pengunduran dirinya pada rapat paripurna DPRD Kota Banjarbaru yang digelar di Graha DPRD Banjarbaru pada Kamis (6/3/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia mengungkapkan alasan mundurnya sebagai wali kota usai menyampaikan sambutan dalam agenda pandangan umum fraksi terhadap dua rancangan peraturan daerah (raperda).
"Kami menyampaikan pengunduran diri sebagai wali kota karena sudah menerima surat sebagai komisaris independen di BUMN. Terima kasih atas kerja sama semuanya," ujar Aditya di hadapan para anggota dewan dan pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
Usai mengumumkan pengunduran diri, Aditya menyerahkan surat pengunduran diri secara resmi kepada Ketua DPRD Banjarbaru, Gusti Rizky Sukma Iskandar Putra, yang didampingi Wakil Ketua I Neny H dan Wakil Ketua II Windi Novianto.
Pengunduran diri Aditya sebagai wali kota sudah menjadi perbincangan hangat sebelumnya, setelah kabar mengenai penunjukan dirinya untuk menduduki jabatan strategis di BUMN mulai beredar. Sekretaris Wilayah DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Kalsel, Arief Rahman Hakim, mengonfirmasi kabar tersebut, meskipun belum mendapatkan informasi pasti mengenai BUMN mana yang akan menjadi tempat Aditya menduduki posisi tersebut.
"Kabar yang kami terima benar seperti itu, tetapi kami masih belum mendapat informasi BUMN mana yang akan menjadi tempat bagi Pak Aditya menduduki jabatan strategis itu," ujar Arief saat dikonfirmasi di Banjarbaru pada Selasa kemarin.
Arief menilai, kepemimpinan Aditya selama hampir empat tahun memimpin Pemkot Banjarbaru telah memberikan banyak dampak positif. Di bawah kepemimpinannya, Aditya berhasil meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp600 miliar dalam periode empat tahun. Selain itu, angka stunting di Kota Banjarbaru berhasil diturunkan menjadi 12,4 persen pada tahun 2024, yang merupakan penurunan terendah dibandingkan dengan 13 kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Kalsel.
Aditya juga berhasil meningkatkan Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM) Kota Banjarbaru pada 2024 menjadi 81,25, sebuah pencapaian signifikan mengingat saat pertama kali dilantik pada 2021, IPM kota tersebut berada di angka 80,41. Pencapaian lainnya adalah meraih predikat MCP KPK sebesar 97,3 serta menurunkan tingkat kemiskinan hingga mencapai 3,72 persen, dengan angka kemiskinan ekstrem yang berhasil ditekan hanya sebesar 0,2 persen.
Dengan pengunduran dirinya, Aditya meninggalkan legacy positif di Banjarbaru, yang diharapkan akan terus berkembang meskipun ia kini memulai peran baru di BUMN.