Realitanyanews, JAKARTA – Semenanjung Korea memanas. Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) terlibat saling tembak rudal balistik ke arah perairan di dekat dua negara itu.
Dilansir CNBC Indonesia, Pada Jumat (8/11/2024), Seoul menyebutkan bahwa pihaknya telah menembakkan sebuah rudal jarak pendek permukaan-ke-permukaan, Hyunmoo, ke arah Laut Barat. Peluncuran ini dilakukan dalam sebuah sesi latihan militer.
"Latihan ini diadakan untuk penguatan kemampuan dan kesiapan untuk melakukan serangan presisi terhadap asal provokasi musuh," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel dikutip AFP.
Peluncuran ini dilakukan setelah Korut, yang bersenjata nuklir, menguji apa yang disebutnya sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat tercanggih dan terkuat selama dua minggu terakhir. Selain ICBM, Pyongyang juga tercatat meluncurkan sejumlah rudal balistik jarak pendek dalam latihan terpisah.
JCS mengatakan latihan ini sendiri memang ditujukan untuk merespon pengujian Korut. Aksi Korut digolongkannya sebagai ‘provokasi’.
"Latihan tembak langsungnya ditujukan untuk menunjukkan tekad kuat untuk menanggapi dengan tegas setiap provokasi Korut," tambahnya.
Korsel memulai produksi rudal balistik jarak pendek pada tahun 1970-an untuk melawan ancaman Korut. Hyunmoo adalah serangkaian sistem serangan pendahuluan ‘Kill Chain’ negara tersebut, yang memungkinkan Seoul untuk melancarkan serangan pendahuluan jika ada tanda-tanda serangan Korut akan terjadi.
Pada awal Oktober, negara tersebut untuk pertama kalinya memamerkan rudal balistik terbesarnya, Hyunmoo-5. Rudal tersebut diketahui mampu menghancurkan bunker bawah tanah.
Sementara itu, ketegangan antara Korut dan Korsel sendiri terus memuncak. Pada hari minggu lalu, Korsel, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) melakukan latihan udara gabungan yang melibatkan pesawat pengebom B-1B AS, jet tempur F-15K dan KF-16 Korea Selatan, dan jet F-2 Jepang, sebagai tanggapan atas peluncuran ICBM Korut.
Latihan gabungan semacam itu membuat Pyongyang marah, yang menganggapnya sebagai latihan untuk invasi. Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin negara tersebut Kim Jong Un, menyebut latihan AS-Korea Selatan-Jepang sebagai sesuatu yang sangat berbahaya.
"Penjelasan berbasis tindakan tentang sifat agresif musuh yang paling bermusuhan dan berbahaya terhadap Republik kita. Latihan ini merupakan bukti mutlak mengenai validitas dan urgensi garis pembangunan kekuatan nuklir yang telah kita pilih dan praktikkan," tambahnya.
Sumber: CNBC Indonesia