Realitanyanews, KALSEL – Pernahkah Anda membayangkan sebuah tempat di mana langit begitu dekat, dan alam berbicara dalam keheningan yang menyejukkan jiwa?
Jauh dari gemerlap kota dan riuhnya teknologi, tersembunyi sebuah desa yang berdiri anggun di atas Pegunungan Meratus Desa Juhu. Terletak di Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, desa ini adalah salah satu titik tertinggi di provinsi tersebut, berada di ketinggian sekitar 560 meter di atas permukaan laut.
Namun, keindahan Juhu tidak mudah diraih. Untuk mencapainya, Anda harus berjalan kaki selama berjam-jam melewati hutan lebat, menapaki bukit demi bukit, menyebrangi sungai, dan menghadapi medan yang menguji fisik serta tekad. Tapi justru dalam perjalanan itulah, kita mulai memahami pelajaran pertama dari Juhu, segala yang indah memang harus diperjuangkan.
Setibanya di sana, Anda akan disambut oleh lanskap yang memukau: kabut tipis menyelimuti rumah-rumah kayu sederhana yang berdiri di lereng bukit, suara alam menggantikan kebisingan mesin, dan senyuman tulus dari masyarakat Dayak Meratus yang menjaga tradisi leluhur dengan penuh cinta dan kebanggaan.
Di Juhu, hidup tidak dikejar waktu. Tak ada sinyal ponsel, tak ada deru kendaraan hanya alam, manusia, dan harmoni yang saling menyatu. Dari mereka, kita belajar bahwa kesederhanaan bukanlah kekurangan, melainkan kekayaan batin yang sesungguhnya.
Desa Juhu bukan hanya sebuah tempat, tapi sebuah pengalaman spiritual. Ia mengajarkan kita untuk memperlambat langkah, memaknai ulang arti kenyamanan, dan kembali terhubung dengan alam dan diri kita sendiri.
Karena terkadang, untuk menemukan kedamaian, kita memang harus mendaki melewati lelah, menembus sunyi, hingga akhirnya menemukan langit yang lebih dekat.
Desa Juhu, bukan sekadar desa. Ia adalah pelajaran hidup dalam pelukan awan.
Sumber: TikTok/@ansari_lutpy