Realitanyanews, JAKARTA – Bayangkan harus terus berjalan… tanpa henti, tanpa istirahat, di bawah panas dan dingin yang kejam—karena jika kamu berhenti, kamu akan mati.
Inilah dunia The Long Walk, adaptasi terbaru dari novel distopia Stephen King yang selama puluhan tahun dianggap “terlalu brutal” untuk divisualisasikan. Tapi kini, sutradara Francis Lawrence (The Hunger Games) membuktikan bahwa cerita ini layak dihidupkan di layar lebar. Film ini akan tayang perdana pada 12 September 2025, dan janjinya bukan sekadar hiburan, tapi pengalaman batin yang menghantui.
Cooper Hoffman memerankan Ray Garraty—seorang remaja yang terluka oleh masa lalu, dan tanpa pilihan selain ikut dalam kontes paling mematikan: sebuah perjalanan tanpa akhir, tempat hanya satu orang yang boleh bertahan. Bukan hanya tubuh mereka yang diuji, tapi juga jiwa dan kemanusiaan mereka. Di antara sesama peserta, ia menemukan teman, musuh, dan bayangan kematian yang selalu mengikuti di belakang langkah.
David Jonsson sebagai Peter McVries menghadirkan sisi emosional yang kuat. Ikatan antarpeserta bukan hanya strategi, tapi cermin dari rasa takut, harapan, dan kehilangan yang sama. Dan di atas semuanya, ada The Major, diperankan oleh Mark Hamill—sosok militer yang dingin dan tak berperasaan, seolah mewakili dunia yang sudah kehilangan belas kasih.
Film ini bukan sekadar kisah survival. Ini adalah refleksi tentang hidup, tentang betapa manusia bisa terus bertahan hanya dengan satu hal: harapan. Harapan untuk bertahan hidup, harapan untuk dimengerti, dan harapan untuk bebas dari sistem yang tak manusiawi.
The Long Walk tidak meminta kita menontonnya. Ia menantang kita untuk merasakannya.
🟢 Saksikan di bioskop mulai 12 September 2025.
🔴 Trailer-nya telah dirilis dan menyisakan bulu kuduk berdiri. Tonton sekarang—dan tanyakan pada dirimu sendiri: sampai kapan kamu bisa berjalan?
(MRF)