Beranda Internasional Kaki Satu, Semangat Seribu! Anggi Wahyuda Taklukkan Everest Base Camp

Kaki Satu, Semangat Seribu! Anggi Wahyuda Taklukkan Everest Base Camp

Anggi Wahyuda, berhasil mencapai Everest Base Camp (EBC) yang berada di ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Nepal, pada Senin (26/5).

Realitanyanews, NEPAL – Pendaki gunung sekaligus komika asal Indonesia, Anggi Wahyuda, berhasil mencapai Everest Base Camp (EBC) yang berada di ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Nepal, pada Senin (26/5). Capaian ini menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk menaklukkan impian.

Pria berusia 24 tahun asal Binjai, Sumatera Utara ini merupakan seorang penyandang disabilitas. Ia harus berjalan menggunakan alat bantu tongkat setelah kaki kanannya diamputasi akibat kecelakaan pada tahun 2015. Meski begitu, semangatnya untuk menaklukkan batas tak pernah surut.

Perjalanan Anggi ke Everest Base Camp merupakan bagian dari gerakan sosial bertajuk “Satu Langkah Lagi”, yang bertujuan mendokumentasikan perjuangan melalui film dokumenter, fotografi, dan buku. Ia mulai mempersiapkan pendakian ini sejak keberhasilannya mendaki Gunung Sindoro pada September 2024.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @anggiwahyuda, pada Jumat (2/6), Anggi menyampaikan bahwa perjuangannya bukan sekadar menaklukkan gunung, tetapi lebih kepada menaklukkan diri sendiri.

“Keajaiban hanya untuk mereka yang tidak menyerah,” tulis Anggi, menggarisbawahi keyakinannya.

Anggi bukanlah sosok baru dalam dunia pendakian. Sebulan sebelum ke EBC, ia berhasil mencatatkan rekor dunia sebagai penyandang disabilitas pertama yang mendaki Gunung Leuser, jalur pendakian terpanjang di Indonesia. Pencapaian ini ia sampaikan saat mengisi acara Pengukuhan Forum GenRe Indonesia 2024–2026 di Ballroom Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / BKKBN, Kamis (23/1).

“Rekor terkeren saya adalah dua bulan mendaki 15 gunung,” ungkapnya di hadapan peserta.

Menurut Anggi, mendaki gunung adalah tantangan besar, terlebih bagi penyandang disabilitas. Di Gunung Leuser, ia harus melewati medan ekstrem seperti jurang, turunan curam, panjatan batu, hingga menghadapi ancaman binatang buas seperti harimau.

Meski begitu, Anggi tak gentar. Ia terus mendaki demi membuktikan bahwa disabilitas bukan hambatan untuk meraih prestasi. Namun, ia juga mengungkapkan bahwa tak sedikit orang yang meragukan pencapaiannya.

“Waktu saya unggah foto di puncak Gunung Kerinci, ada yang komentar: ‘Anggi, itu editan ya?’,” kisahnya sambil tersenyum.
“Kalau saya mau mengedit, lebih baik saya edit kaki saya jadi dua,” ujarnya berkelakar.

Kini, setelah berhasil mencapai EBC, Anggi semakin yakin bahwa keterbatasan fisik bukanlah batas kemampuan manusia.

“Insyaallah bulan empat saya akan ke Everest, menjadi disabilitas pertama yang mendaki ke sana. Karena saya ingin membuktikan bahwa batas manusia itu bukan pada fisiknya, tetapi pada kemauannya,” tegas Anggi.
“Selemah apa pun kita, kalau punya kemauan, insyaallah berhasil,” tambahnya.

Selain aktif sebagai konten kreator dan pelawak tunggal, Anggi juga terlibat dalam pelayanan kepemudaan di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.

Google search engine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini