Realitanyanews, KALSEL – Putri sulung konglomerat Kalimantan, Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, Liana Saputri, resmi mengakuisisi 15% saham PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) melalui entitas baru, PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN). Saham tersebut dibeli dari PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang lisensi waralaba KFC di Indonesia, dengan nilai transaksi mencapai Rp54,44 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis pada Minggu, 6 Juli 2025, FAST telah menyelesaikan divestasi 41.877 saham JAI pada 30 Juni 2025. Transaksi ini menandai langkah strategis SFN, yang baru didirikan pada 13 Desember 2024 dan telah memperoleh pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI pada 16 Desember 2024.
SFN tercatat bergerak di bidang perdagangan besar daging ayam dan olahan (KBLI 46322). Perusahaan ini dimiliki oleh tiga pemegang saham: Putra Rizky Bustaman (45%), Liana Saputri (45%), dan Bani Adityasuny Ismiarso (10%).
Liana Saputri dikenal sebagai figur penting dalam kelompok usaha milik Haji Isam, Jhonlin Group, yang memiliki bisnis di berbagai sektor strategis seperti tambang, pelayaran, perkebunan kelapa sawit, hingga industri pangan.
Bersama adiknya, Jhony Saputra, keduanya mengendalikan sejumlah entitas yang memiliki saham di emiten-emiten Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu yang terbesar adalah PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), perusahaan sawit yang tercatat memiliki valuasi besar saat puncak harga sahamnya.
Pada awal 2023, kekayaan gabungan Liana dan Jhony yang terikat di saham PGUN diperkirakan mencapai Rp6,53 triliun, masing-masing senilai sekitar Rp3,26 triliun. Kekayaan ini berasal dari kepemilikan tidak langsung sebesar 84,32% melalui dua perusahaan pengendali: PT Citra Agro Raya (CAR) dan PT Araya Agro Lestari (AAL).
Namun kini, harta tersebut menurun drastis. Harga saham PGUN anjlok sekitar 60% dari titik tertinggi Rp1.350 menjadi Rp550 per saham, dengan kapitalisasi pasar terkini sebesar Rp3,16 triliun. Alhasil, nilai kekayaan Liana dan Jhony kini tersisa sekitar Rp2,24 triliun, atau berkurang lebih dari Rp4 triliun dalam tiga tahun terakhir.
Penurunan ini turut dipicu oleh aksi divestasi saham. Pada 20 Maret 2023, CAR dan AAL menjual 4,4 miliar saham PGUN kepada PT Baramega Citra Mulia Persada, menghasilkan dana tunai Rp352 miliar.
Meski nilai sahamnya menurun, PGUN masih mencatat kenaikan 293% dari harga IPO lima tahun lalu. Dalam IPO tersebut, Liana dan Jhony tercatat sebagai pemegang saham mayoritas langsung. Liana kini menjabat sebagai Komisaris Utama PGUN.
Liana, yang saat IPO PGUN pada 2020 berusia 22 tahun, menyelesaikan studi Business Management and Leadership di Santa Monica College, Los Angeles, pada 2018. Sementara itu, Jhony menyelesaikan pendidikan SMA di Al Azhar, Jakarta, dan saat IPO PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) tahun lalu, masih berusia 19 tahun. Keduanya aktif memegang posisi strategis di berbagai entitas bisnis milik Jhonlin Group.
Sumber: CNBC