
Realitanyanews, JAKARTA – Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, yang tutup usia pada 88 tahun, Senin (21/4/2025).
Keduanya mengenang Paus sebagai tokoh agama yang inklusif dan humanis, yang senantiasa menyebarkan kasih sayang tanpa memandang latar belakang agama, etnis, maupun bangsa.
“Kasih sayang beliau kepada umat manusia tanpa membedakan latar belakang apapun adalah teladan paripurna,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf, dalam pernyataan resminya, Selasa (22/4).
Yahya juga mengenang peran penting Paus dalam inisiatif perdamaian global, khususnya lewat kolaborasinya dengan Grand Syekh Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb, dalam menandatangani Piagam Persaudaraan Kemanusiaan. Menurutnya, inisiatif itu menjadi simbol perjuangan untuk kemanusiaan di tengah berbagai krisis dunia.
“NU akan menyertai Gereja Katolik dan segenap umat manusia untuk melanjutkan semangat dan perjuangan yang telah ditinggalkan oleh Sri Paus Fransiskus dalam mengasuh dan membela kemanusiaan,” tegasnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, juga menyampaikan duka dan mengenang Paus sebagai sosok yang sederhana, rendah hati, dan penuh kehangatan.
Haedar mengingat secara khusus momen pertemuannya dengan Paus Fransiskus di Vatikan, dalam acara Zayed Award for Human Fraternity pada 24 Februari 2024.
“Ketika kami bertemu langsung beliau di Vatikan, penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat,” kenangnya.
Ia juga menilai Paus sebagai pemimpin spiritual dunia yang mengabdikan hidupnya demi kemanusiaan religius, sejalan dengan moto hidupnya “miserando atque eligendo” atau “rendah hati dan terpilih.”
“Kita kehilangan tokoh dan pemimpin utama Katolik yang hidupnya diabadikan untuk kehidupan kemanusiaan yang religius,” tambah Haedar.
Ucapan belasungkawa juga datang dari kalangan akademisi. Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini, menyebut Paus Fransiskus sebagai pemimpin moral yang merangkul seluruh golongan dan menjunjung tinggi dialog antariman.
“Paus adalah sosok yang mengedepankan dialog dan memiliki keberanian untuk membela kemanusiaan,” kata Didik.
“Warisannya akan abadi sebagai inspirasi lintas iman dalam membangun dunia yang lebih adil, beradab, dan penuh cinta kasih. Selamat jalan, Paus Fransiskus. Doa kami mengiringi perjalananmu menuju keabadian,” tutupnya.
Sumber: CNN Indonesia