Realitanyanews, JABAR – Naila, seorang siswa pendidikan yang saat ini menjalani pelatihan di sebuah barak, menunjukkan perasaan campur aduk jelang kepulangannya. Naila mengungkapkan kesedihannya karena harus meninggalkan tempat yang selama ini menjadi “rumah” baginya, di mana ia merasa sangat nyaman dan diterima.
Bagi Naila, barak tempat ia dididik bukan sekadar lokasi pelatihan, melainkan telah menjadi pengganti rumah. Ia merasa betah dan telah membentuk ikatan emosional yang kuat dengan lingkungan serta orang-orang di sana. Salah satu faktor utama yang membuatnya enggan berpisah adalah sosok pelatihnya.
“Pengen punya sosok ayah,” ujar Naila, mengungkapkan kerinduan akan figur seorang ayah yang ia temukan pada pelatihnya. Kehadiran pelatih yang berjiwa kebapakan ini tampaknya telah mengisi kekosongan emosional dalam hidup Naila, menjadikannya merasa aman, didukung, dan dicintai layaknya keluarga sendiri. Perasaan ini membuat Naila merasa berat hati untuk meninggalkan tempat di mana ia telah menemukan kenyamanan dan figur panutan tersebut.
Situasi Naila menyoroti pentingnya dukungan emosional dan lingkungan yang positif dalam proses pendidikan, terutama di tempat yang jauh dari keluarga inti. Kenyamanan psikologis yang ditemukan Naila di barak tersebut membuktikan bahwa pendekatan personal dari para pendidik dapat memberikan dampak yang sangat mendalam bagi siswa.
