
Realitanyanews, OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) adalah organisasi jurnalisme investigasi terbesar yang berfokus pada pengungkapan kejahatan dan korupsi. Didirikan oleh Drew Sullivan dan Paul Radu, OCCRP berpusat di Amsterdam, Belanda, dan bekerja sama dengan pusat investigasi nirlaba di berbagai belahan dunia. Lembaga ini memiliki visi untuk menciptakan dunia yang lebih terinformasi dan bebas dari ancaman kejahatan serta korupsi.
Proses dan Dampak Publikasi Daftar Hitam “Corrupt Person of the Year” Setiap tahun, OCCRP merilis laporan “Corrupt Person of the Year” yang mencantumkan tokoh-tokoh yang dianggap terlibat dalam praktik korupsi. Dalam laporan 2024, Presiden Indonesia Joko Widodo termasuk dalam daftar finalis, sementara Presiden Suriah Bashar Al Assad dinyatakan sebagai pemenang. Proses nominasi melibatkan pembaca, jurnalis, dan juri global OCCRP. Daftar hitam ini berfungsi untuk meningkatkan kesadaran publik dan memberikan tekanan politik pada para pemimpin dunia agar bertanggung jawab atas tindakannya.
Aktivitas dan Pencapaian Sejak berdiri, OCCRP telah berhasil membuat lebih dari 702 pejabat dunia mengundurkan diri atau diskors. Selain itu, lebih dari 620 dakwaan telah diajukan, dengan beberapa di antaranya mengarah pada perubahan kebijakan dan hukuman terhadap individu atau korporasi yang terlibat dalam korupsi.
Pendanaan dan Penghargaan OCCRP mendapat pendanaan dari berbagai sumber, termasuk pemerintah, lembaga swasta, dan individu. Organisasi ini juga menerima dukungan dari sejumlah lembaga internasional seperti The Bay and Paul Foundations, Open Society Foundations, dan USAID. OCCRP telah menerima penghargaan besar, termasuk nominasi Nobel Perdamaian pada 2023 dan Penghargaan Pulitzer pada 2017 atas laporan “Panama Papers.”
Misi dan Peran di Dunia OCCRP berperan penting dalam memberdayakan masyarakat melalui informasi yang jelas tentang korupsi dan kejahatan. Melalui laporan-laporannya, OCCRP mendorong tindakan masyarakat untuk memerangi praktik korupsi di tingkat global.