Realitanyanews, JAKARTA – Blok ekonomi BRICS, yang merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, resmi memiliki anggota baru, yakni Indonesia. Indonesia kini resmi bergabung menjadi anggota penuh BRICS, sebagaimana diumumkan oleh Pemerintah Brasil selaku pemegang keketuaan BRICS 2025.
Pemerintah Brasil, dalam sebuah pernyataan, menyebutkan bahwa Indonesia secara resmi bergabung dengan BRICS sebagai anggota penuh. Sebelumnya, BRICS beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Namun, blok ini telah berkembang dengan masuknya negara-negara baru, seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Keanggotaan Indonesia telah disetujui oleh negara-negara anggota sesuai dengan kesepakatan perluasan keanggotaan yang dicapai pada KTT BRICS 2023 di Johannesburg. Namun, Indonesia baru mengajukan keanggotaan resmi setelah Pemilihan Presiden 2024 yang dimenangkan oleh Prabowo Subianto.
"Indonesia berbagi dukungan dengan anggota kelompok ini terhadap reformasi lembaga tata kelola global, dan memberikan kontribusi positif terhadap pendalaman kerja sama di kawasan Selatan," demikian pernyataan Pemerintah Brasil, dikutip dari Reuters, Selasa (7/12/2024).
Sebelumnya, Indonesia telah disetujui untuk bergabung menjadi mitra BRICS bersama sembilan negara lainnya. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (24/12/2024) lalu.
Mao Ning menyatakan bahwa pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 di Kazan, Rusia, para pemimpin negara BRICS mencapai konsensus penting terkait pembentukan mekanisme negara mitra. Hal ini menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan BRICS setelah perluasan keanggotaan pada tahun lalu.
"Setelah KTT tersebut, China telah aktif bekerja sama dengan Rusia, negara ketua BRICS tahun ini, untuk menerapkan mekanisme tersebut dengan negara BRICS lainnya. Daftar negara mitra BRICS yang akhirnya disetujui, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Uganda," ujar Mao Ning, dikutip dari situs Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Gambia, Jumat (27/12/2024).
Sumber: detik.com