Home EKbis Indonesia-Africa Forum Ditargetkan Bisa Capai Kesepakatan Rp55,8 T

Indonesia-Africa Forum Ditargetkan Bisa Capai Kesepakatan Rp55,8 T

38
0
Foto: Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Pahala Mansury. (Dok. Kementerian Luar Negeri/andibarus_)

Realitanyanews — Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury menargetkan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 dapat menghasilkan kesepakatan bisnis senilai US$3,5 miliar atau setara Rp55,8 triliun.

"Kami berharap forum ini dapat mendorong kerja sama dengan nilai sekitar US$3,5 miliar melalui berbagai proyek antara Indonesia dan negara-negara di berbagai sektor," kata Pahala dalam Media Gathering Session IAF ke-2 di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).

IAF ke-2 nantinya akan digelar di Bali, Indonesia pada 1-3 September 2024 mendatang. Sebanyak 28 kepala negara atau pemerintahan dari negara-negara Afrika, serta sekitar 800 peserta dari wakil pemerintah, organisasi internasional dan regional, serta dari kalangan bisnis telah diundang untuk menghadiri forum ini.

IAF ke-2 sendiri akan digelar dengan tema Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063. Ini yang akan berfokus pada isu terkait transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan kerja sama pembangunan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.

Forum akan diselenggarakan dalam bentuk pertemuan para kepala negara, diskusi panel, pameran, business matching, dan berbagai side event.

"Kami berharap hasil AIF kedua akan menghasilkan kesepakatan G-to-G, yakni kerja sama bilateral di berbagai sektor antara Indonesia dan negara-negara Afrika, kemudian business deals, kesepakatan bisnis antara kalangan swasta, serta grand design, yakni Kerja Sama Pembangunan dengan Afrika 2024-2029," ujar Pahala.

Dalam AIP ke-2, Pahala memaparkan setidaknya ada empat isu prioritas yang akan dibahas, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.

"Dalam ketahanan pangan, Indonesia dan Afrika mempunyai kebutuhan pangan yang tinggi. Selain itu memiliki potensi lahan yang luas dan iklim yang baik. Ketahanan pangan memiliki potensi perdagangan dan supply chain pangan, pupuk, hingga pengembangan biofuels," kata Pahala.

Sementara untuk isu ketahanan energi, Pahala menyebut Afrika dapat menjadi sumber energi (migas), yang di sisi lain juga dapat mengembangkan kerja sama energi terbarukan bersama Indonesia.

Untuk ketahanan kesehatan, Pahala menyebut baik Indonesia dan negara-negara di Afrika mempunyai kebutuhan tinggi untuk obat, vaksin dan alat kesehatan atau alkes. Hal ini berpotensi membuka perdagangan obat, vaksin dan alkes, serta joint development dan production di bidang kesehatan.

Terakhir, untuk isu ketahanan mineral, Pahala menyebut Indonesia dan negara-negara Afrika berpotensi mengembangkan supply chain untuk produksi komponen dan baterai kendaraan listrik (EV) atau kendaraan listrik.

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here