Realitanyanews, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengecam keras insiden penembakan yang dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) terhadap lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada Jumat (24/1) pukul 03.00 WIB di perairan Tanjung Rhu, Malaysia.
Akibat insiden ini, satu orang PMI meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Dasco menyampaikan duka cita mendalam atas korban yang wafat dalam kejadian tersebut.
"Kami menyayangkan dan mengecam tindakan berlebihan (excessive use of force) yang dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), yang mengakibatkan tewasnya seorang WNI," ujar Dasco dalam pernyataan resmi, Minggu (26/1).
Dasco menegaskan bahwa DPR RI akan segera memanggil Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk mengonfirmasi insiden tragis ini.
Dalam pernyataannya, Dasco juga meminta Kementerian Luar Negeri RI melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur untuk segera mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia terkait kasus ini.
"Kami mendorong Kemenlu RI dan Kementerian P2MI untuk mengambil langkah diplomatik guna mengungkap insiden ini secara tuntas dan transparan," tambahnya.
Selain itu, DPR RI mengimbau Kementerian P2MI untuk membentuk tim investigasi independen guna menyelidiki insiden tersebut, memberikan pendampingan hukum bagi korban, serta mengatur proses pemulangan jenazah korban ke tanah air untuk dimakamkan di kampung halamannya.
"DPR RI melalui komisi terkait akan membentuk tim pemantau guna memastikan penanganan kasus ini dilakukan secara menyeluruh dan transparan," tegas Dasco.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dalam keterangan resminya menyebutkan bahwa penembakan tersebut diduga menyasar PMI yang mencoba meninggalkan Malaysia melalui jalur ilegal. Pihak APMM mengklaim bahwa tindakan itu dilakukan karena para PMI memberikan perlawanan.
"Kemlu dan KBRI Kuala Lumpur telah memantau insiden ini. Berdasarkan komunikasi dengan Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), insiden tersebut benar terjadi, dan data para korban masih terus didalami," demikian pernyataan resmi dari Kemlu, Minggu (26/1).
Sumber: CNNIndonesia