Beranda Hiburan Belajar Sambil Push Rank! Surabaya Resmikan Mobile Legends untuk Siswa

Belajar Sambil Push Rank! Surabaya Resmikan Mobile Legends untuk Siswa

Ilustrasi Main Mobile Legends. Foto Dok Shutterstock

Realitanyanews, SURABAYA – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berencana menjadikan permainan digital Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah mulai tahun ajaran 2025/2026. Program ini diharapkan menjadi alternatif kegiatan non-akademik yang edukatif dan menyenangkan bagi siswa.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dispendik Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, menjelaskan bahwa Mobile Legends dinilai mampu merepresentasikan pembelajaran yang interaktif sekaligus menghibur.

“Game ini bisa menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan dan edukatif. Sekolah-sekolah juga dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujar Endang, Sabtu (17/5/2025).

Endang menyebut, rencana ini sejalan dengan pengembangan kurikulum kecerdasan buatan (AI) dan coding yang sedang digagas oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Ia optimistis bahwa permainan daring dapat menjadi media pembelajaran karakter yang efektif.

“Bukan tidak mungkin ke depan akan ada kompetisi bukan hanya antar siswa, tetapi juga antar guru,” tambahnya.

Menurut Endang, permainan digital seperti Mobile Legends dapat mendorong prestasi sekaligus membentuk karakter siswa.

“Kami mendukung penuh integrasi program ini ke dalam kegiatan sekolah. Pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga pembentukan karakter, yang salah satunya bisa tumbuh melalui game,” jelasnya.

Ia juga mendorong para guru yang memainkan Mobile Legends untuk mengeksplorasi potensi edukatif dari game tersebut dan menerapkannya dalam proses belajar-mengajar.

“Mungkin saat peringatan Hari Guru nanti bisa diselenggarakan kompetisi antar guru,” ujarnya.

Meskipun rencana ini mendapat sambutan positif dari banyak siswa, sejumlah pakar menyampaikan catatan kritis. Salah satunya adalah Lukman Hakim, pakar IT dari Universitas Muhammadiyah Surabaya.

“Berdasarkan sejumlah penelitian, permainan seperti Mobile Legends berpotensi menimbulkan masalah seperti kecanduan, abai terhadap waktu belajar, hingga peningkatan agresivitas,” ujarnya, dikutip dari laman resmi UM Surabaya, Selasa (20/5/2025).

Namun, Lukman menambahkan bahwa dampak negatif biasanya terjadi jika tidak ada pendampingan dan edukasi dari pihak sekolah maupun orang tua.

Jika program ini tetap dilaksanakan, Lukman menekankan pentingnya memberikan edukasi mengenai etika digital bagi siswa. Ia berharap ekstrakurikuler ini bisa mendorong pengembangan berbagai keterampilan, seperti kerja tim, manajemen emosi, strategi, dan komunikasi.

Lukman juga menyarankan agar Indonesia mencontoh negara-negara yang telah menjadikan e-sports sebagai jalur karier profesional—seperti menjadi caster, desainer game, atau profesi lain di industri kreatif.

“Dengan pendekatan kurikulum yang tepat, Mobile Legends bisa menjadi pintu masuk untuk mengenalkan dunia teknologi dan industri kreatif kepada peserta didik secara relevan dan menarik,” ujarnya.

Alih-alih menilai secara negatif, Lukman mengajak masyarakat untuk melihat kebijakan ini secara objektif.

“Pendidikan modern harus mampu bertransformasi dan menjangkau ruang digital yang relevan bagi generasi muda. Pendidikan harus fleksibel, adaptif, dan hadir di dunia mereka,” tegasnya.

Menurut Lukman, kebijakan ini dapat meningkatkan interaksi digital antara siswa dan sekolah, serta mendukung pengembangan soft skills seperti berpikir komputasional dan pemecahan masalah. Hal ini sejalan dengan langkah Kemendikdasmen dalam memperkenalkan pelajaran berbasis teknologi informasi seperti game dan AI.

“Jika dikelola dengan baik, ekstrakurikuler Mobile Legends bisa menjadi daya tarik yang memotivasi siswa untuk belajar lebih giat,” katanya.

Ia menutup dengan menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan produsen game dalam implementasi program ini.

“Harapannya, kebijakan ini memberikan dampak positif yang nyata dalam pengembangan karakter dan kompetensi siswa di era digital,” pungkasnya.

Sumber: Detik

Google search engine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini