REALITANYANEWS, JAKARTA – Para Wakil Ketua DPR RI bertemu dengan perwakilan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan dan sejumlah organisasi mahasiswa lain di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (3/9/2025).
Pertemuan berlangsung di Ruang Abdul Muis atau yang kerap disebut “Gedung Kura-Kura” dan dihadiri tiga Wakil Ketua DPR, yakni Sufmi Dasco Ahmad (Gerindra), Cucun Ahmad Syamsurijal (PKB), serta Saan Mustofa (NasDem).
Pantauan di lokasi, pimpinan DPR duduk berhadap-hadapan dengan para mahasiswa yang mengenakan jas almamater kampus masing-masing. Di tengah ruangan, hanya tersedia satu mikrofon untuk memfasilitasi mahasiswa menyampaikan aspirasinya secara bergantian.
Pertemuan ini digelar menyusul aksi demonstrasi di Jakarta dan sejumlah daerah yang menyoroti kenaikan tunjangan anggota DPR serta menilai kinerja lembaga legislatif buruk. Hingga pukul 14.50 WIB, dialog antara pimpinan DPR dan mahasiswa masih berlangsung.
GMNI Juga Bertemu DPR
Secara terpisah, tiga anggota DPR RI menerima perwakilan massa aksi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang berunjuk rasa di depan Kompleks Parlemen. Pertemuan itu dilakukan di Ruang Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI.
Mereka adalah Andre Rosiade (Gerindra), Daniel Johan (PKB), dan Kawendra Lukistian (Gerindra). Ketiganya awalnya berencana keluar gedung menemui massa, namun setelah bernegosiasi, mereka akhirnya bersedia menerima perwakilan mahasiswa di dalam ruang BAM DPR.
“Silakan di mana saja, DPR RI ini kan sekarang terbuka. Kami siap keluar jika teman-teman ingin bertemu, atau teman-teman ke dalam, kami siapkan ruangan,” kata Andre Rosiade.Tuntutan Mahasiswa
Dalam pertemuan dengan pimpinan DPR, Ketua BEM UI Agus Setiawan menyampaikan sejumlah tuntutan. Ia mendesak dibentuknya tim investigasi independen untuk mengusut kasus kekerasan yang terjadi sepanjang Agustus serta menuntut kejelasan terkait pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal dugaan makar.
“Kami ingin investigasi ini mengusut tuntas semuanya sehingga apa yang disampaikan presiden dapat dibuktikan. Kami dari gerakan merasa dirugikan dengan statement tersebut karena menghalangi gerakan kami ke depan,” ujar Agus.Selain itu, Agus juga menyesalkan kenaikan tunjangan anggota DPR di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
“Ketika ada kabar tersebut, ada simbolisasi joget-joget yang membuat hati kami sedih, bapak-bapak. Kami seakan-akan hanya dimanfaatkan ketika momen pemilu saja dengan berbagai janji. Tetapi ketika sudah duduk di kursi yang enak ini, bapak-ibu seakan-akan melupakan kami sebagai rakyat yang seharusnya diwakili,” tambahnya.Mahasiswa berharap DPR benar-benar menjalankan amanah rakyat, bukan sekadar kepentingan elit politik.
Sumber: CNBC
