
Realitanyanews, JAKARTA – Sepak bola kerap disebut sebagai olahraga rakyat. Alasannya sederhana dengan hanya bermodal bola plastik dan sebidang lapangan terbuka, anak-anak di kampung pun bisa menikmati permainan si kulit bundar. Namun, kesederhanaan itu hanya berlaku di level akar rumput.
Begitu memasuki dunia profesional, sepak bola menjadi olahraga yang menuntut biaya tinggi. Layaknya sistem kapitalisme, prestasi di dunia sepak bola kerap ditentukan oleh besarnya modal yang dimiliki.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan bahwa federasi sepak bola Indonesia saat ini mengelola dana sebesar Rp700 miliar. Namun, sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk kebutuhan Tim Nasional (Timnas) Indonesia.
“Sejak awal saya sampaikan, PSSI tidak mungkin berjalan sendiri. Dari Rp700 miliar dana PSSI, 70 hingga 80 persennya digunakan untuk Timnas Indonesia,” ujar Erick di Supersoccer Arena, Kudus, Sabtu (12/7/2025).
Erick menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada kebutuhan besar dalam pengembangan Timnas, baik di level putra maupun putri. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menghadirkan pelatih asing berkualitas untuk menangani seluruh kelompok usia.
“Kalau teman-teman media lihat, ini pertama kalinya semua Timnas Indonesia putra maupun putri mempunyai program yang berjalan dengan pelatih-pelatih asing. Tim putri dilatih oleh pelatih asal Jepang, sedangkan tim putra dari Belanda. Tapi saya tekankan, tetap harus ada pelatih Indonesia yang mendampingi,” tegas Erick.
Ia juga meminta publik untuk melihat pencapaian yang sudah diraih dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, perkembangan Timnas Indonesia patut diapresiasi.
“Siapa yang menyangka Timnas U-17 bisa lolos ke Piala Dunia? U-20 lolos ke Piala Asia, meski sayangnya Piala Dunia belum tercapai. U-23 hampir ke Olimpiade, hanya kalah dari Guinea. Dua tahun lalu, mimpi ke Piala Dunia seolah tak ada. Sekarang, kita harus instrospeksi dan berbenah, termasuk untuk tim putri,” ungkap Erick.
Sumber: Bola.com