Realitanyanews, JAKARTA – Insiden tak biasa terjadi di Kota Lice, Provinsi Diyarbakir, Turki, pada 18 April 2025. Pihak berwenang setempat membakar lebih dari 20 ton ganja sitaan di pusat kota sebagai bagian dari operasi pemusnahan narkoba, yang justru menimbulkan dampak serius bagi warga.
Operasi yang dipimpin Komando Gendarmerie Distrik Lice itu menghasilkan asap tebal akibat pembakaran ganja menggunakan 200 liter bahan bakar diesel. Asap menyelimuti kota selama beberapa hari, menyebabkan lebih dari 25 ribu penduduk mengalami gejala pusing, mual, mabuk, hingga halusinasi.
Warga mengeluhkan bau menyengat yang masuk ke rumah-rumah meskipun jendela telah ditutup rapat. Banyak di antaranya harus mendapat penanganan medis akibat paparan asap ganja dalam jumlah besar.
Ganja yang dimusnahkan merupakan hasil sitaan dari 226 operasi sepanjang 2023 hingga 2024, dengan nilai total diperkirakan mencapai 10 miliar Lira Turki atau sekitar 260 juta dolar AS.
Kontroversi muncul bukan hanya karena dampak kesehatan yang ditimbulkan, tetapi juga karena metode pemusnahan yang dianggap tidak profesional. Kantong-kantong ganja yang dibakar disusun membentuk tulisan “LICE” sebagai simbol kemenangan atas narkoba tindakan yang menuai kritik tajam dari warga dan pengamat.
Yahya Öğer, Ketua Asosiasi Yeşil Yıldız yang bergerak dalam pencegahan kecanduan, menyebut tindakan tersebut tidak bertanggung jawab.
“Upaya pemberantasan narkoba patut diapresiasi, tapi pembakaran di pusat kota sangat tidak tepat. Ini membahayakan kesehatan masyarakat,” ujarnya.Öğer menyarankan agar proses pemusnahan narkoba dilakukan di fasilitas khusus yang memiliki sistem ventilasi aman atau di lokasi jauh dari pemukiman.
Peristiwa ini memicu perdebatan publik di Turki soal tata kelola pemusnahan barang bukti narkotika dan pentingnya memperhatikan aspek kesehatan lingkungan dalam setiap operasi penegakan hukum.
