Realitanyanews, JAKARTA – Shin Tae-yong telah menciptakan fenomena tersendiri di dunia sepak bola Indonesia. Sejak pertama kali bergabung hingga hampir berakhirnya masa baktinya, pelatih asal Korea Selatan ini selalu menjadi sorotan publik sepak bola Tanah Air.
Selama masa kontraknya dengan Timnas Indonesia, Shin Tae-yong telah berhasil mengguncang perasaan hampir seluruh warga Indonesia. Banyak yang mengaguminya, namun tak sedikit pula yang mencercanya. Opini publik seakan terbagi dengan pandangan masing-masing.
Bagaikan seorang aktor Drama Korea (Drakor), Shin Tae-yong sangat pandai memainkan perasaan para penggemar. Setiap pertandingan yang dipimpin oleh pria berusia 54 tahun ini selalu menghadirkan beragam emosi – mulai dari kebahagiaan, kesedihan, rasa gemas, hingga pujian dan cacian.
Dalam sejarah kepelatihan asing di Timnas Indonesia, tidak ada pelatih yang memegang kursi tersebut dengan durasi yang lama tanpa jeda seperti Shin Tae-yong. Meskipun ada pelatih asing lainnya dengan rentang waktu panjang, kedatangan mereka selalu disertai dengan keputusan PSSI yang datang dan pergi sesuai keinginan mereka.
Keputusan-keputusan Shin Tae-yong selalu memicu pro dan kontra. Mantan pelatih Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 ini bahkan pernah dituding sebagai sosok yang serakah karena menangani hampir semua level Timnas Indonesia dalam periode yang hampir bersamaan. Namun, jika kita melihat jejak kariernya di Korea Selatan, Shin Tae-yong memang memiliki kapasitas dan pengalaman yang cukup. Dalam rentang waktu 2014-2018, ia menukangi hampir seluruh kelompok Timnas Korea Selatan, dengan puncaknya membawa mereka tampil di Piala Dunia 2018 Rusia.
Namun, meskipun memiliki pengalaman yang cukup, prestasi Shin Tae-yong bersama Timnas Korea Selatan bisa dibilang tidak luar biasa. Ia hanya sekali membawa Timnas Korea Selatan meraih trofi di Turnamen Asia Timur. Prestasi lainnya lebih banyak dalam kategori “nyaris”.
Itulah mengapa ia mendapat julukan ‘Mr. Nyaris’. Julukan ini berlanjut saat ia memimpin Timnas Indonesia. Kita semua masih ingat bagaimana Timnas Indonesia hampir tersingkir di fase grup Piala Asia 2023. Beruntung, gol penyerang Kirgistan, Joel Kojo, yang memaksa Oman bermain imbang 1-1, memberi kesempatan Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia sebagai peringkat ketiga terbaik.
Momen nyaris lainnya terjadi ketika Timnas Indonesia U-23 hampir melaju ke Olimpiade Paris 2024. Mereka hanya kalah tipis 1-0 dari Guinea dalam babak antarkonfederasi benua, meski sudah melangkah hingga semifinal Piala Asia U-23.
Kegagalan tersebut memicu perseteruan antara Shin Tae-yong dengan pemain diaspora, Elkan Baggott, yang menolak dipanggil untuk pertandingan krusial melawan Guinea. Padahal, Baggott merupakan salah satu pemain pertama yang masuk dalam skuad Timnas Indonesia di era Ketua Umum PSSI, Iwan Bule.
Kini, mungkin lebih baik jika Shin Tae-yong mengakhiri kerjasamanya dengan Timnas Indonesia, terutama jika langkahnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026 kembali berakhir dengan “nyaris”. Di sisi lain, ada harapan bahwa dengan pelatih baru, seperti yang kabarnya akan dipegang oleh Patrick Kluivert, Timnas Indonesia bisa mewujudkan cita-cita tampil di Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Semoga, dengan izin Tuhan, cita-cita itu bisa tercapai.
Sumber: Bola.com