
Realitanyanews, JAKARTA – Hamdan Ballal, salah satu sutradara film dokumenter peraih Oscar No Other Land, akhirnya dibebaskan setelah hampir 24 jam ditahan oleh otoritas Israel. Sebelumnya, Ballal diberitakan mengalami serangan dari pemukim Israel di Susya, Masafer Yatta, sebelum akhirnya ditangkap saat sedang menjalani perawatan medis Rabu (26/3/2025).
Kronologi Penangkapan dan Pembebasan
Menurut laporan dari reporter Oren Ziv, Ballal telah kembali ke rumahnya di Susya setelah melalui serangkaian interogasi oleh pihak keamanan Israel. Penangkapan ini terjadi setelah insiden serangan yang dialaminya oleh sekelompok pemukim Israel bersenjata. Saksi mata menyatakan bahwa Ballal dipukul dan ditangkap saat berada dalam ambulans.
Setelah hampir sehari di tahanan, Ballal akhirnya dibebaskan pada Rabu (26/03/2025) pukul 11:24 WIB dan disambut oleh keluarga, teman, serta kerabatnya di Masafer Yatta.
Pengakuan Ballal: Interogasi dan Kondisi di Tahanan
Dalam pernyataannya setelah dibebaskan, Ballal mengungkapkan bahwa selama interogasi, ia mengalami perlakuan kasar dari pihak Israel. Selain itu, ia juga terpaksa bermalam dalam kondisi yang tidak layak, termasuk suhu dingin tanpa perlengkapan yang memadai.
Leah Zemel, pengacara yang membela tahanan Palestina, menyatakan bahwa tindakan penahanan tanpa alasan yang jelas ini sering kali terjadi terhadap warga Palestina. Organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International dan Asosiasi Dokumenter Internasional, telah menyerukan kecaman terhadap tindakan ini dan meminta Israel untuk lebih transparan dalam proses hukum terhadap tahanan Palestina.
Dampak dan Reaksi Internasional
Penangkapan dan pembebasan Ballal menarik perhatian komunitas internasional, terutama setelah film No Other Land meraih penghargaan di ajang Oscar. Film ini sendiri mendokumentasikan kekerasan yang dialami warga Palestina di Masafer Yatta, termasuk serangan pemukim dan penggusuran paksa oleh otoritas Israel.
Organisasi kemanusiaan dan komunitas perfilman telah menyuarakan keprihatinan mereka atas insiden ini. Mereka menegaskan bahwa para pembuat film yang mendokumentasikan realitas konflik tidak seharusnya menjadi target kekerasan atau penahanan tanpa dasar hukum yang jelas.
Meskipun Hamdan Ballal telah dibebaskan, insiden ini menyoroti meningkatnya eskalasi kekerasan terhadap warga Palestina di Masafer Yatta dan perlakuan terhadap jurnalis serta pembuat film yang melaporkan konflik. Komunitas internasional terus memantau situasi ini dan menekan Israel untuk memberikan penjelasan serta perlindungan bagi warga sipil yang terdampak.
(MRF)