Beranda Metropolis Bulan Agustus Dikuasai Bajak Laut? Sopir Truk Protes Pakai Bendera One Piece

Bulan Agustus Dikuasai Bajak Laut? Sopir Truk Protes Pakai Bendera One Piece

Tangkapan layar video Ramai-ramai kibarkan bendera one piace. [Instagram]

REALITANYANEWS, JAKARTA – Bulan Agustus biasanya dipenuhi warna merah putih di setiap sudut negeri. Namun, tahun ini ada yang berbeda. Alih-alih mengibarkan Sang Saka Merah Putih, sejumlah sopir truk dan pekerja bangunan justru memilih mengangkat bendera bajak laut ala One Piece lengkap dengan tulisan menyentuh hati:

"Maafkan kami, Jenderal. Jika lebih banyak bendera bajak laut berkibar, itu bukan karena kami tak mencintai Indonesia tapi karena kami terlalu mencintainya, hingga tak sanggup melihat prinsip-prinsipmu dikubur oleh penerus yang tak sejalan."

Fenomena ini bukan sekadar aksi iseng. Di balik bendera bergambar tengkorak itu, ada jeritan rakyat kecil yang merasa semakin terpinggirkan.

Aksi ini muncul di tengah situasi sosial yang mengkhawatirkan: Tawuran remaja kian brutal, PHK massal terus terjadi, Harga bahan pokok makin tak terjangkau, Kasus korupsi triliunan menguap tanpa pelaku, Dan kebijakan yang dianggap makin menjepit rakyat kecil.

Puluhan hingga ratusan sopir truk di berbagai daerah seperti Malang, Solo, dan Surabaya menolak mengibarkan bendera Merah Putih menjelang perayaan HUT RI ke‑80. Bagi mereka, ini adalah bentuk protes diam terhadap kebijakan ODOL (Over Dimension Over Load) yang dianggap timpang dan menyulitkan pelaku usaha skala kecil.

"Maaf, Jenderal. Tahun ini kami tidak pasang bendera Merah Putih di truk," tulis seorang sopir dalam unggahan yang viral di media sosial.

Sebagai gantinya, mereka mengibarkan bendera One Piece simbol perlawanan, kebebasan, dan persahabatan dalam dunia fiksi, yang kini dijadikan bahasa perlawanan nyata.

Di balik aksi ini terselip fenomena budaya menarik: pengaruh anime dan budaya pop Jepang seperti One Piece telah menjalar hingga ke kalangan pekerja lapangan.

One Piece bukan sekadar tontonan. Bagi banyak sopir truk dan pekerja bangunan, karakter-karakternya mencerminkan perjuangan hidup: keras, setia kawan, dan penuh tekad menantang ketidakadilan. Tak heran jika bendera bajak laut itu kini berkibar sebagai simbol kreativitas sekaligus kritik sosial.

Salah satu pemicu kemarahan adalah penerapan regulasi ODOL yang dinilai prematur. Para sopir menilai penegakan dilakukan tanpa solusi menyeluruh: tidak ada insentif, infrastruktur belum siap, sementara tuntutan tetap keras.

Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia) sendiri menyatakan bahwa meski mereka mendukung regulasi ODOL secara prinsip, implementasinya masih sangat menyulitkan sopir kecil yang justru paling terdampak.

Di Surabaya, para sopir bahkan menggelar long march sambil membentangkan bendera Merah Putih raksasa sepanjang 1.000 meter bukan sebagai penolakan, tapi sebagai bentuk aspirasi bahwa cinta pada negeri bisa diwujudkan dengan cara berbeda.

Namun aksi tanpa Merah Putih di truk mereka tetap menjadi simbol yang kuat dan viral. Video-video dari TikTok hingga Instagram menuai ribuan komentar, sebagian menyayangkan, sebagian mendukung, namun semuanya sepakat: ini ekspresi rakyat kecil yang perlu didengar.

Meskipun bendera Merah Putih adalah simbol resmi kemerdekaan, tidak semua bentuk ekspresi harus seragam. Terkadang, cinta pada tanah air justru muncul dalam bentuk yang paling tidak terduga bahkan lewat bendera bajak laut.

Yang jelas, protes ini bukan tentang anime. Ini tentang suara rakyat yang lelah ditindas, mencari cara unik agar bisa didengar. Dan saat bendera One Piece berkibar di Bulan Agustus, mungkin sudah waktunya kita bertanya: Siapa sebenarnya yang sedang berlayar menjauh dari cita-cita kemerdekaan?

Sumber: warnanusa

Google search engine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini