Home Internasional LA Tiba-tiba Berubah Jadi ‘Neraka’, RI Mulai Was-was

LA Tiba-tiba Berubah Jadi ‘Neraka’, RI Mulai Was-was

3
0
Angin menerpa bara api saat Kebakaran Palisades membakar selama badai angin di sisi barat Los Angeles, California, AS, 7 Januari 2025. (REUTERS/Ringo Chiu)

Realitanyanews, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyoroti pentingnya penanganan perubahan iklim di tengah bencana alam yang semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk kebakaran hebat yang baru-baru ini melanda Los Angeles, Amerika Serikat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut perubahan iklim sebagai salah satu risiko global paling mencekam bagi generasi mendatang. Ia menyamakan urgensinya dengan isu konflik geopolitik, suku bunga tinggi, pelemahan ekonomi China, hingga masalah utang global.

"Karena masalah perubahan iklim ini, kita menyaksikan banyak bencana alam di berbagai belahan dunia, termasuk kebakaran hebat di AS," ujar Airlangga dalam forum Indonesia Business Council di Jakarta, Senin (13/1/2025).

Kebakaran besar di Los Angeles telah menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah kota tersebut. Dua titik api utama, yaitu Kebakaran Palisades di barat antara Santa Monica dan Malibu, serta Kebakaran Eaton di timur dekat Pasadena, melahap hampir 28.000 hektare lahan.

Akibatnya, ribuan bangunan hancur, sementara lima orang dinyatakan tewas. Lebih dari 180.000 penduduk telah dievakuasi, dengan 200.000 lainnya berada di bawah peringatan evakuasi. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, menurut Sheriff Los Angeles Robert Luna dalam konferensi pers terbaru.

"Seluruh lingkungan berubah menjadi abu. Ini adalah salah satu bencana paling merusak yang pernah kami alami," ujar Luna.

Meski tidak merinci langkah konkret, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa transisi menuju ekonomi hijau menjadi prioritas pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% hingga 2028 dengan menjadikan ekonomi hijau sebagai sektor kunci.

"Dengan upaya transisi ini, kami berharap dapat mengejar pertumbuhan ekonomi sambil memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang," katanya.

Namun, implementasi kebijakan ini masih menjadi tanda tanya, mengingat belum ada langkah spesifik yang diumumkan.

Peristiwa seperti kebakaran Los Angeles menjadi pengingat nyata akan dampak perubahan iklim. Peningkatan suhu global, musim panas yang semakin ekstrem, dan angin kencang telah memicu intensitas bencana di berbagai tempat.

Bagi Indonesia, yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan, isu ini menjadi tantangan besar. Menurut Airlangga, perlu ada kerja sama global untuk menghadapi krisis ini, sekaligus memastikan keberlanjutan ekonomi di tengah tantangan iklim.

Sumber: CNBCIndonesia

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here