Beranda Hiburan No Other Land: Dokumenter Penghargaan Oscar 2025 yang Menggugah Hati dan Menginspirasi

No Other Land: Dokumenter Penghargaan Oscar 2025 yang Menggugah Hati dan Menginspirasi

Basel Adra (Kiri) dan Yuval Abraham memenangkan Piala Oscar untuk film dokumenter No Other Land. (AP Photo/John Locher)

Realitanyanews, JAKARTA – Film dokumenter No Other Land berhasil mencuri perhatian dan meraih penghargaan Film Dokumenter Terbaik di Oscar 2025. Sebagai film pertama dari Palestina yang membawa pulang Oscar, karya ini tidak hanya mencatat sejarah dalam dunia perfilman, tetapi juga menjadi suara bagi mereka yang selama ini terpinggirkan. Melalui penggambaran autentik tentang kehidupan di tengah konflik, No Other Land menyampaikan pesan kuat tentang keadilan dan hak asasi manusia.

Sinopsis dan Latar Belakang

No Other Land menghadirkan potret mendalam tentang kehidupan masyarakat Palestina yang terpaksa menghadapi pengusiran paksa dan konflik berkepanjangan. Melalui perpaduan wawancara intens dengan warga lokal, dokumentasi lapangan yang autentik, dan sinematografi yang memukau, film ini mengajak penonton untuk menyaksikan realitas pahit namun penuh keberanian dari mereka yang selama ini terpinggirkan.

No Other Land menggambarkan mengenai seorang aktivis muda Palestina bernama Basel Adra telah menentang pemindahan paksa rakyatnya oleh militer Israel di Masafer Yatta , sebuah wilayah di Tepi Barat yang diduduki, sejak ia masih kecil. Ia merekam penghancuran bertahap tanah airnya, di mana tentara Israel merobohkan rumah-rumah dan mengusir penduduknya untuk menegakkan perintah pengadilan yang menyatakan bahwa daerah tersebut telah secara hukum ditetapkan sebagai zona tembak militer. Ia berteman dengan Yuval, seorang jurnalis Yahudi Israel yang membantunya dalam perjuangannya. Mereka membentuk ikatan yang tak terduga, tetapi persahabatan mereka ditantang oleh kesenjangan besar antara kondisi kehidupan mereka: Basel menghadapi penindasan dan kekerasan yang konstan, sementara Yuval menikmati kebebasan dan keamanan.

Perjalanan Produksi yang Menantang

Proses produksi No Other Land merupakan perjalanan panjang yang penuh dedikasi dan tantangan. Tim produksi, yang dipimpin oleh co-director Basel Adra, menempuh perjalanan panjang selama hampir 4 tahun mulai dari tahun 2019 hingga 2023 untuk merekam kehidupan masyarakat Palestina di lokasi yang sulit dijangkau dan arsip selama 20 tahun dari para warga. Mereka harus menghadapi hambatan logistik, keamanan, dan kondisi cuaca ekstrem di tengah situasi politik yang tidak menentu. Kru film melakukan pendokumentasian langsung di lapangan dengan melakukan wawancara mendalam serta merekam momen kehidupan sehari-hari yang mencerminkan penderitaan sekaligus semangat perlawanan. “Setiap detik di lokasi adalah perjuangan, tapi juga penuh harapan,” ujar Adra. Para sutradara menyelesaikan produksi film tersebut tepat beberapa hari sebelum Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, pada 7 Oktober 2023. Pengalaman produksi ini tidak hanya memperkaya nilai artistik film, tetapi juga mengungkap betapa besar komitmen tim dalam menyampaikan pesan kemanusiaan yang mendalam.

No Other Land menang Piala Oscar 2025. Sutradara serukan permintaan supaya Israel setop pembersihan etnis warga Palestina. (REUTERS/Carlos Barria)

Director Statement dan Pujian Kritikus

Dalam sebuah wawancara pasca-penayangan, co-director Basel Adra menyampaikan perasaannya dengan penuh semangat dan kejujuran: “Kami membuat No Other Land sebagai seruan untuk keadilan. Film ini adalah upaya kami untuk memberikan suara kepada mereka yang selama ini tidak terdengar dan untuk mengingatkan dunia bahwa hak asasi manusia tidak bisa dinegosiasikan.” Pernyataan ini menggambarkan betapa mendalamnya komitmen tim produksi untuk menangkap realitas yang sering tersembunyi di balik konflik berkepanjangan, serta keinginan kuat mereka untuk menyampaikan kebenaran melalui setiap frame yang ditangkap. Sementara itu, kritikus film ternama Peter Bradshaw dari The Guardian memberikan pujian yang mengesankan dengan mengatakan, “No Other Land adalah masterpiece dokumenter yang menggugah—sebuah karya yang keras namun sangat menyentuh. Pendekatan naratif yang personal dan sinematografi yang luar biasa membuat film ini memaksa kita untuk menghadapi realitas pahit di balik konflik yang telah lama berlangsung.” Pujian ini menekankan bahwa film tersebut tidak hanya menawarkan nilai estetika yang tinggi, tetapi juga menyuguhkan kekuatan emosional yang mendalam, sehingga mampu membuka mata penonton terhadap sisi kemanusiaan yang sering terlupakan.

No Other Land lebih dari sekadar dokumenter—ia adalah suara yang menginspirasi dan memicu perubahan nyata di lapangan. Dengan memenangkan Oscar 2025, film ini membuktikan bahwa sinema dokumenter memiliki kekuatan untuk menggerakkan masyarakat dan membuka ruang dialog global tentang keadilan.

(MRF)

Google search engine

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini